KE KOSOVO? SIAPA TAKUT! PADAHAL…..(KOSOVO 1)

Bila ada yang menyebut KOSOVO, maka yang terbayang adalah sebuah negara yang sedang berperang dan pembasmian etnis (genocide), seperti yang disiarkan media massa dekade terakhir ini. Walaupun mereka sudah merdeka (2008), sesekali masih ada berita negatip. Partner Travelling saya mengajak temannya kesana, karena mereka memang senang melancong ke negara-negara di Eropa, kebetulan dia masih belajar di Inggris. Tapi tidak ada satupun yang mau, alasan mereka: Takut Mati!! Ha?! Berarti mereka masih normal dong!

Waktu saya mau ke Eropa, partner saya ini menyarankan kami ke Kosovo dan Croatia saja, dua negara bekas Yugoslavia yang terkenal dengan Presidennya Josip Broz Tito. (Pada 1961 Presiden Tito dan Presiden Soekarno bersama tiga negara lainnya mendirikan Gerakan Non Blok). Croatia memang terkenal dengan destinasi wisatanya, salah satunya DUBROVNIK yang memang menarik. Tapi… Kosovo…..???….. Tiba-tiba jiwa petualang saya timbul dan berkatalah saya dengan gagah berani : “OK, kita ke KOSOVO! Siapa takut?” Padahal…. dalam hati ….. takut banget! Juga penasaran sekali!!! Seketika partner saya tertawa senang karena sudah menduga saya pasti mau. Jelaslah… darimana jatuhnya buah kalau tidak dari pohonnya? Like mother like son….

Nyaris tidak ada informasi terkini tentang negara ini, tidak ada yang bisa ditanya, pun tidak ada kedutaannya di Jakarta, internetpun begitu. (Setelah di Kosovo kami ketahui bahwa Travel Agent disana memiliki Web-Site di Internet, tapi tidak dapat kami akses). Akhirnya kami membeli tiket dan hotel serta guide via Travel Agent di London. Untuk negara yang tidak jelas, kami cenderung memakai jasa tour guide, sebaliknya di Croatia kami jalan sendiri.

Dalam pesawat British Airways yang penuh dengan sekitar 200 penumpang, hanya kami berdua orang Asia (biasanya paling tidak ketemu orang Jepang), sedikit orang asing, sisanya orang Kosovo yang mudik dengan banyak anak kecil dan bayi. Saya jadi teringat cerita “Perawan di sarang penyamun”. Benar-benar asing. Partner saya sudah tertidur, perlahan-lahan yang lainpun begitu. Suasana sunyi, pikiran saya melayang-layang sambil meresapi suasana sekitar……

Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada dua laki-laki yang duduk tidak jauh didepan, mereka sibuk berbicara dengan wajah serius, saling berhadapan dibatasi koridur jalan. Yang satu berwajah Mirip Dedy Cobuzier (MDC) yang lain berwajah dingin dengan rambut cepak. Seram…. Sepanjang perjalanan 3 jam itu mereka terus berbicara tidak henti-hentinya, dan saya pun terus mengawasi tanpa jeda. Akhirnya kami pun tiba.
Belum juga deru pesawat reda, lelaki cepak tiba-tiba berdiri. Seorang pramugari datang menghampiri serta menghardiknya untuk duduk. Namun itu tidak berguna, dia kembali berdiri dengan tergesa-gesa mengambil barangnya dan terus berlari kebelakang, sementara si MDC temannya di depan. Haduh…. kenapa pula harus satu ke belakang dan satu di depan? Mendadak jantung saya berdegup kencang, mengantipasi apa yang akan datang. Seketika “penyesalan” menyusup di dada, kenapa pula saya mau kesini? Menyesalnya setengah mati! Dilala si MDC berdiri persis di depan saya. Sambil mengambil overcoat, saya bilang ke partner saya untuk siap-siap menyelamatkan dirinya, tak usah hiraukan saya! Saya sudah berancang-ancang untuk mengerudungi si MDC dengan overcoat saya yang besar dan berat itu bila dia mulai bertindak. Biarlah satu orang berkorban tapi banyak orang selamat! Akh…. betapa heroiknya saya saát itu! Ini sungguh lho, bukan bercanda.
Tapi partner saya menjawab: “Mama… kalau memang mereka mau “bajak”, tidak mungkin tunggu sampai di bandara, mestinya selagi di udara dong……”. Saya tersadar! Akh… pasti cerita action yang punya gara-gara, sampai saya berimaginasi sedemikian rupa. Tapi…..mereka memang sangat-sangat mencurigakan sih! Yah! Sudahlah! Bersyukur karena itu tidak terjadi dan kami semua selamat. Ha ha ha…..

Tertegun kami membaca tulisan ADEM JASHARI International Airport. Kami sudah tiba di PRISTINA Ibukota KOSOVO. Hotel kami bernama ORA, ada pula salon Edi dan Eki . Indonesia banget…

Petugas melihat paspor lalu memandang kami: “Anda dari In-do-ne-sia?” Tanyanya mengeja dengan susah. Sepertinya baru kali ini dia membaca kata itu. Dia lalu berbicara dengan temannya yang langsung mengambil Paspor kami masuk kedalam. Wah…ada masalah apa lagi nih? Tensi pun jadi naik turun tidak karuan. Kami disuruh keluar dari antrian dan bertemu dengan seorang polisi senior yang bertanya: “Untuk apa datang ke Kosovo? Tinggal dimana? Bawa uang berapa? Tiket pulangnya mana?” Sebenarnya pertanyaan standard, tapi karena ditanya khusus oleh polisi, tegang juga.

Kami tunjukkan bahwa kami memang suka berkelana, bukan hanya tempat-tempat yang bagus, tapi juga yang “jelek” sambil membuka lembaran paspor dengan stempel negara yang sudah kami kunjungi. Akhirnya dia bilang : ”Welcome to Kosovo”….. dan taxipun membawa kami yang masih berdebar-debar ke Hotel Ora di pusat kota…….

Hotel ORA adalah saksi sejarah. Sebelum perang Restoran di hotel ini sangat terkenal dan menjadi tempat berkumpulnya para petinggi-negara dan selebritas, termasuk Presiden Rugofa. Jadi tidak heran kalau banyak foto orang terkenal yang dipajang di lobby. Tapi masa keemasan lewat sudah, banyak hotel mewah disana. Kami bertemu dengan beberapa orang yang sama duduk-duduk di Lobby, konon mereka adalah pemilik atau kerabatnya. Satu hal yang paling berkesan bagi saya, justru hotel inilah satu-satunya di dunia yang memberikan pelayanan INTERNET GRATIS 24 jam. Bahkan di koridorpun disediakan komputer. Kebalikan dengan Yangoon-Myanmar, internet berbayar di hotel mewah pun sering putus, dan…. tidak ada Warung Internet di luar hotel.

Malam itu atas rekomendasi hotel, kami makan di Restoran Liburia yang hanya beberapa langkah saja dari hotel. Dari luar hanya terlihat sebuah pintu, ternyata didalamnya terdapat pekarangan cukup luas dengan pohon anggur yang merambat dan bangunan rumah yang bertangga. Ada gazebo yang keluar dari bangunan induk, persis dengan rumah yang ada didalam Novel Eropa. Resto ini sudah berumur 220 tahun, dekornya antik, tamunya juga tidak kalah antik. Seorang Nenek-tua pelancong duduk sendirian menikmati makanan, meneguk anggur dengan perlahan sambil membaca Ipodnya. Terlihat begitu anggun…. Sungguh pemandangan yang inspiratif! Bisakah saya seperti itu nanti……?

Di pojok sana terlihat segerombolan anak muda Amerika, mereka ramah menyapa kami. Resto legendaris yang memang sangat direkomendasikan pada hampir semua orang asing yang berkunjung ke Pristina. Ketika tagihan datang, kami kaget! Murah sekali! Harganya hanya setara dengan Mc Donald di London. Kami mampir di Minimart depan hotel, membeli snack dan soft drink yang menghabiskan tidak sampai 1 Euro. Wow…….. Pantaslah kalau orang bilang Biaya Hidup di Kosovo adalah yang termurah se Eropa.

15 Tanggapan to “KE KOSOVO? SIAPA TAKUT! PADAHAL…..(KOSOVO 1)”

  1. Hui Tjiun Says:

    Pengalaman perjalanan yg berkesan & tidak bisa dilupakan
    Pada awalnya sempat dibuat tegang pada saat dlm pesawat,
    Tetapi diakhiri dgn senyum lepas( dgn hg makanan yg sangat murah )

  2. Feri Latief Says:

    Inspiring! Thx.

  3. mysatanicverses Says:

    Semangat jiwa petualang memang selalu menarik 🙂 Mantap! :)) Ingin rajin mampir baca di sini 🙂

  4. ruth Says:

    entah kenapa sejak bbrp tahun lalu saya sering kebayang dengan nama negara ini, tapi bener2 minim informasi. setelah membaca artikel anda, serasa ingin kesana :). thanks for share

  5. Tesya rachmat Says:

    sy mau ke kosovo,suami sy kosovo force.sy perlu buat ijin di imigrasi ato bisa lgs berangkat ya ke kosovo? Trus terang susah sekali utk dpt informasi WNI utk bisa masuk kosovo.tolong penjelasannya ya??trima ksh sblmnya.

    • Ellen Eliawaty Says:

      Dear Tesya, saya ke Kosovo sbg turis biasa dan tidak perlu visa. Hanya perlu menunjukkan paspor tentunya, hotel kami menginap, uang dan tiket pulang. Itu saja.

  6. RIU Says:

    jadi pengen ke kosovo,….someday,tapi masih penasaran berapa kira kira biaya yg musti dipersiapkan utk liburan kesana bbrapa hari,:) *biar bisa nabung*..soalnya kl negara eropa yg lain pasti mahal ya,hiks hiks,…seneng bgt baca blog ini,jadi tau belahan dunia lain

    • Ellen Eliawaty Says:

      Mengenai biaya itu relative tergantung transportasi dan akomodasi yg digunakan serta musim libur atau bukan. Jadi sebaiknya searching dulu di internet. Kalau belum pernah ke Eropa, kayaknya ikut Tour lebih murah. Bisa lihat di Harian Kompas, iklan tournya banyak dan harganya juga dicantumkan disitu.

  7. wiko williams Says:

    wah akhirnya ketemu juga yang udah punya pengalaman ke kosovo..:)

    salam kenal mbak, saya Wiko…saya minta pencerahannya, saya berencana ke kosovo september tahun ini, kalau tujuannya untuk kerja bagaimana ya mbak?

    terimakasih..:)

Tinggalkan Balasan ke ruth Batalkan balasan